Rabu, 27 Februari 2013

Jembatan Pahlawan-12.

Namanya memang Jembatan Pahlawan Duabelas untuk jembatan yang terlihat di foto disebelah ini, jembatan yang terbesar di kota Pangkalpinang. Di pulau Bangka sendiri masih terdapat sejumlah jembatan yang lebih besar daripada itu
Fungsi jembatan itu adalah menghubungi lingkaran luar sebelah Barat kota Pangkalpinang, menjembatani alur sungai yang menghubungi kolong sebelah Barat dan kolong di sebelah Timur. .
Kolong adalah hasil akibat olah kerja penambangan timah tempo doeloe (sekarang juga) yang menggali tanah sampai kedalaman tertentu secara kontinu dan memindahkannya ke tempat pencucian timah. Kolong yang di sebelah Timur lebih besar/panjang daripada yang di sebelah Barat. Kolong yang di sebelah Barat ini terhubung ke sungai yang menjadi sumber air mengisi kedua kolong itu, lalu mengalir membentuk sungai bernama sungai Rangkui membagi kota Pangkalpinang menjadi bagian Utara dan bagian Selatan
Banjir terjadi pada tahun 1985 karena tanggul yang menjadi dinding kolong sebelah Tiimut jebol. Oleh karena itu pemerintah kotamadya Pangkalpinang mendandan kolong ini menjadi kolan retensi berfungsi sebagai pengendalian banjir sekali gus menjadi waduk persediaan air.
Air yang tersedia itu juga akan dimanfaatkan menjadi arena rekreasi air. Sebelum rencana itu terealisir (mau diserahkan kepada usaha swasta dalam bidang tour/rekreasi), oleh penduduk setempat sudah berinisiatif menyediakan perahu-perahu untuk disewa atau per kelompok keliling-keliling kolam bersantai..


                                Di bawah separuh Jembatan Pahlawan Duabelas.

 Jembatan pahlawan Duabelas diambil dari nama kepahlawanan yang diberi oleh rakyat Bangka kepada 12 (dua belas) orang anggota tentara keamanan rakyat pada waktu itu yang gugur pada tahun 1946 ketika mencegat pasukan Belanda pada jarak kira-kira 30 km yang hendak masuk ke kota Pangkalpinang. Kekalahan itu jelas disebabkan oleh macam dan jumlah senjata yang dimiliki dan banyaknya  jumlah pasukan yang dihadapi tidak seimbang. Cuma semangat dan keberanian mereka saja yang tak terkalahkan. Keduabelas orang itu dimakamkan dalam satu lobang, maka mereka disebut Pahlawan Duabelas. Jasad mereka sudah dipindahkan ke Makam Pahlawan "Pawitralaya" di Pangkalpinang, dan didekat bekas makam mereka didirikan tugu peringatan, yaitu tugu peringatan pahlawan duabelas, yang gugur pada tanggal 12 Februari 1946 bertepatan dengan tahun Hijrah 12 Rabiul Awwal 1365, pada pukul 12.00 siang di lokasi 12 km dari Petaling ibukota kecamatan sekarang.


                                  Makam Pahlawan "Pawitralaya", Pangkalpinang.


PROMOSI. Sampai di mana anda tahu tentang internet marketing? Klik dan baca berikut ini:

 Affiliate Site Blueprint Home Study Course
Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar dari Affiliate melalui Affiliate Marketing. Download PDF dan VIDEO GRATIS.

Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing





Jumat, 01 Februari 2013

Monitor.

Foto ini diambil di halaman Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang/Bangka; maka di latar belakangnya terlihat bangunan rumah. Foto meriamkah itu? Betul, itu adalah foto meriam. Cuma bukan meriam yang biasa dipakai militer, tetapi dia adalah meriam air yang dalam bahasa Inggerisnya disebut water gun. Dilingkungan praktisi tambang timah water gun itu biasa disebut monitor.
Kalau dia dikatagorikan meriam, maka dia termasuk senjata yang dalam reglementnya si pemakai atau yang diserahi memegangnya harus bertanggungjawab dan tidak boleh dipinjamkan kepada orang lain. Water gun atau monitor itu terbagi menjadi 3 jenis kekuatan: kecil, sedang, dan besar. Kekuatannya tergantung pada ukuran diameter meriamnya dan kekuatan semprot/tekanan-air dari pompa air yang dihubungkan dengan pipa ukuran tertentu ke bagian lobang bawah monitor (pada sample yang dipajang tidak dipasasang, tidak dicontohkan). Batang yang dipasang sejajar laras meriam dengan kotak pemberat (diisi batu sampai berat seimbang)  di belakangnya adalah penyeimbang sehingga monitor mudah digerakkan ke atas, ke bawah dan kiri-kanan. Monitor yang besar dengan gampang menyemprot tanah sehingga pohon yang ada di atasnya tumbang seperti tumbangnya domino dalam deretan.. 





Dalam praktek penambangan timah, tanah hasil semprotan yang mengandung bijih timah itu dipindahkan ke jig atau tempat pencucian timah untuk memisahkan bijih timah dari pasir/tanah yang dalam hal ini tidak diperlukan alias dibuang saja sebagai tailing.   
  
Alkisah, cerita sepelenya, Ir.M.Simatupang sebelum menjadi Dirut PN.TTB (Direktur Utama Perusahaan Negara Tambang Timah Bangka) waktu itu lebih dulu menjadi Kawilasi (Kepala Wilayah Produksi). Sang Kawilasi ini menurut istilah yang populer sekarang, suka "blusukan" ke tambamg-tambang. Pada suatu ketika setengah abad yang lalu dia menghampiri pekerja yang sedang menyemprot di lokasi tambang dengan monitor. Sang Kawilasi berlagak blo-on mau minjam monitor itu dari si pemakai. Tentu si pekerja kaget, lalu menjawab dalam logat Melayu Tionghoa Bangka sambil matanya melotot: "Dak jadi wooo! Sape ka ni ku dak tau!" (Itu tidak dibolehkan. Siapa anda ini saya tidak kenal). Sebab dia merasa bertanggung jawab yang dipegangnya itu dapat merobohkan bangunan malah bisa mengakibatkan orang mati.