Jumat, 01 Februari 2013

Monitor.

Foto ini diambil di halaman Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang/Bangka; maka di latar belakangnya terlihat bangunan rumah. Foto meriamkah itu? Betul, itu adalah foto meriam. Cuma bukan meriam yang biasa dipakai militer, tetapi dia adalah meriam air yang dalam bahasa Inggerisnya disebut water gun. Dilingkungan praktisi tambang timah water gun itu biasa disebut monitor.
Kalau dia dikatagorikan meriam, maka dia termasuk senjata yang dalam reglementnya si pemakai atau yang diserahi memegangnya harus bertanggungjawab dan tidak boleh dipinjamkan kepada orang lain. Water gun atau monitor itu terbagi menjadi 3 jenis kekuatan: kecil, sedang, dan besar. Kekuatannya tergantung pada ukuran diameter meriamnya dan kekuatan semprot/tekanan-air dari pompa air yang dihubungkan dengan pipa ukuran tertentu ke bagian lobang bawah monitor (pada sample yang dipajang tidak dipasasang, tidak dicontohkan). Batang yang dipasang sejajar laras meriam dengan kotak pemberat (diisi batu sampai berat seimbang)  di belakangnya adalah penyeimbang sehingga monitor mudah digerakkan ke atas, ke bawah dan kiri-kanan. Monitor yang besar dengan gampang menyemprot tanah sehingga pohon yang ada di atasnya tumbang seperti tumbangnya domino dalam deretan.. 





Dalam praktek penambangan timah, tanah hasil semprotan yang mengandung bijih timah itu dipindahkan ke jig atau tempat pencucian timah untuk memisahkan bijih timah dari pasir/tanah yang dalam hal ini tidak diperlukan alias dibuang saja sebagai tailing.   
  
Alkisah, cerita sepelenya, Ir.M.Simatupang sebelum menjadi Dirut PN.TTB (Direktur Utama Perusahaan Negara Tambang Timah Bangka) waktu itu lebih dulu menjadi Kawilasi (Kepala Wilayah Produksi). Sang Kawilasi ini menurut istilah yang populer sekarang, suka "blusukan" ke tambamg-tambang. Pada suatu ketika setengah abad yang lalu dia menghampiri pekerja yang sedang menyemprot di lokasi tambang dengan monitor. Sang Kawilasi berlagak blo-on mau minjam monitor itu dari si pemakai. Tentu si pekerja kaget, lalu menjawab dalam logat Melayu Tionghoa Bangka sambil matanya melotot: "Dak jadi wooo! Sape ka ni ku dak tau!" (Itu tidak dibolehkan. Siapa anda ini saya tidak kenal). Sebab dia merasa bertanggung jawab yang dipegangnya itu dapat merobohkan bangunan malah bisa mengakibatkan orang mati.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar