Minggu, 17 Maret 2013

Kulminasi matahari dijadikan objek wisata.

Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing

                                     Hanya terjadi di Pontianak?


Pada tanggal 20 Maret 2013*) ini Pontianak mengalami kulminasi matahari. Untuk menyaksikan itu pemerintah daerah  Pontianak mengundang para wisatawan lokal/dalam negeri dan wisatawan manca negara. Agar penyaksian kulminasi matahari itu meriah dan menarik, maka pemerintah daerah Pontianak sekaligus menyelenggarakan sejumlah atraksi seperti tarian khas setempat, nyanyian bahkan menambah yang mereka sebut tundang (pantun dan gendang) atau acara kesenian lainnya diadakan bervariasi setiap tahunnya. Para tamu disediakan tribune. Tentu pajabat teras setempat seperti Walikota dan jajaran instansi terkait lainnya menjadi tamu utama. Masing-masing menunggu saatnya berlangsung kulminasi matahari kira-kira 11.40 waktu setempat, atau mereka menyebutnya juga hari tanpa bayangan
Kulminasi matahari di Pontianak ini dilandasi dengan adanya tugu khatulistiwa  yang terletak bertepatan di garis khatulistiwa atau equator atau garis nol lintang Selatan/Utara yang melintasi kota Pontianak. Ketika matahari tegak lurus melintasi di titik-titik atau garis equator atau garis nol derajat lintang Selatan/Utara atau disebut juga sudut latitude, maka bukan saja terjadi kulminasi matahari di tempat-tempat itu, tetapi juga bagi dunia terjadi equinox.  Equi berarti sama, dan nox berarti malam. Maksudnya pada hari/tanggal itu lamanya siang sama dengan lamanya malam bagi belahan dunia sebelah Utara dan belahan dunia sebelah Selatan. Biasanya mereka mengalami malam atau siang yang tidak sama panjangnya pada musim dingin atau musim panas. Bagi orang Indonesia no problem, besok pagi insyaAllah matahari masih terbit seperti hari kemarin, dan tidak menghiraukan berapa panjangnya siang atau malamnya.
Apa kulminasi matahari itu? Secara sederhana barangkali dapat disebutkan yaiitu kondisi ketika matahari berada tepat tegak lurus di atas suatu titik dibumi. Jadi kalau ada orang berdiri di titik itu maka matahari persis berada di atas kepalanya. Pada kondisi seperti ini maka tidak ada bayangan yang terjadi baik ke depan atau ke belakang dan ke kiri atau ke kanan. Kalau orang itu kita gantikan sebatang pipa yang lurus dan digantung betul-betul tegak lurus bumi, maka bayangan yang terjadi hanyalah berupa cincin yaitu penampang pipa itu, tidak ada bayangan terjadi baik kesebelah depan maupun belakang, begitu juga tidak ada bayangan kesebelah kiri ataupun ke kanan. Hal ini berlangsung beberapa saat, tapi cukup waktu untuk memperhatikannya. Apalagi menjelang waktu itu tiba, masing-masing sudah siap-siap menunggu di dekatnya.
Cara lain untuk mengamati kulminasi matahari itu adalah misalnya dengan sebuah benda berbentuk bulat, atau segi empat atau bintang lima atau semisal yang lain yang tidak rumit, dilekatkan pada suatu tangan yaitu pemegang yang mantap (fixed) dipasang pada alas bidang datar setinggi satu jengkal atau lebih, lalu benda itu digambar proyeksikan pada alas bidang datar tadi (sebagai meja pengamatan), kemudian meja itu harus diletakkan sedatar air, maka apabila terjadi kulminasi matahari (matahari tegaklurus pada suatu titik) bayangan benda akan persis menuutupi gambar proyeksinya.
Apakah kulminasi matahari itu hanya terjadi di Pontianak?
Kulminasi matahari adalah siklus alam yang terjadi berulang-ulang, diakibatkan oleh poros putar bumi (yang menghasilkan siang dan malam) tidak tegak lurus pada bidang edarnya, tetapi condong membentuk sudut 66 1/2 derajat. Sambil berputar pada porosnya itu bumi bergerak mengelilingi matahari pada garis edarnya dari titk awal "kembali lagi ke titik awal" selama satu tahun secara kontinu. Hal ini dapat dipelajari dalam ilmu geofisika. Jadi, bukan suatu yang aneh, langka, unik dst.
Tahun-tahun yang lalu di internet terbaca berita bahwa pemerintah daerah Pontianak mau mengalokasikan biaya sekitar 74 milyar rupiah untuk membangun sarana guna  menyambut kulminasi matahari sekaligus meningkatkan volume wisata. Ada pembaca yang memberi tanggapan: Itu adalah pikiran yang brilliant, katanya. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa dana sebanyak itu lebih baik digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak Kalimantan Barat di pedalaman yang masih banyak tertinggal. Sayapun latah memberi tanggapan, bahwa yang berpikiran brilliant, adalah yang memilih dana untuk pendidikan. Mengapa? Karena kulminasi matahari bukan hanya terjadi di Pontianak, cuma masalah tidak tahunya sajalah, atau barangkali kurang memahami masalah kulminasi matahhari itu sendiri.
Pada kesempatan lain terbaca tanggapan seseorang di pulau Jawa yang mengatakan bahwa dia pengen lihat kulminasi matahari di Pontianak, tapi tulisnya lebih lanjut, gak usahkan ke Pontianak ke Jakarta aja belum sampai. Saya langsung beri tanggapan, gak usah repot-repot mau ke Pontianak mas, di Jawa juga terjadi kulminasi matahari 2x setahun. Tinggal pertanyaannya: Kapan?
Kepulauan nusantara Indonesia yang terletak di antara 23 1/2 derajat lintang Utara dan 23 1/2 derajat lintang Selatan (ini adalah latitude-nya), maka seluruh wilayah Indonsia mengalami kulminasi matahari dua kali dalam setahun, termasuk Pangkalpinang, bukan hanya di Pontianak saja. Kelebihan Pontianak dan tempat-tempat sepanjang equator adalah menghasilkan equinox bagi penduduk dunia, di tempat lain tidak. Tapi kulminasi mataharinya sama saja.. Sama seperti samanya orang melihat bulan dari sudut belahan bumi manapun.

Add caption
                                      Alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang terletak
                                                      tidak jauh dari titik nol pulau Bangka bisa dipakai
                                                      untuk menyaksikan kulminasi matahari?
                                         
Kapan kulminasi matahari terjadi di Pangkalpinang?  Pada tanggal 12 Maret 2013 dan pada tanggal 29 September 2013 tahun ini, yang bisa di-uji-coba karena belum ada yang menghadirkannya.
Nggak salah? Mungkin ada selisihnya. Itu adalah hitungan sementara sebagai hari H.nya. Amatilah 3 hari sebelumnya dan 3 hari sesudahnya, diantara jam 11.30 sampai jam 12.00 wib. Mengapa begitu? Dasar menghitungnya untuk tempat-tempat lain? Mudah-mudahan kita ketemu lagi pada posting berikutnya.

*) Tambahan:
Posting ini dibuat sebelum tanggal 21 Marer 2013 saat Pontianak memperingati hari kulminasi,.bila terjadi perbedaan bukan masalah besar, wajar terjadi  karena setiap 4 tahun bumi terlambat satu hari sampai ketitik startnya.  Oleh karena itu setiap 4 tahun  bulan Februari ditambahkan satu hari menjadi 29. Selain dari itu juga terselisih membaca/menggunakan GMT.
Perbedaan satu hari itu (lebih lambat atau lebih cepat}, akan memberikan perbedaan (1/90 x 47/2 x 60) detik = 16 detik = kira-kira 1/4 derajat latitude, barangkali tidak bisa diamati oleh mata biasa, mata telanjang tanpa alat bantu kontrol khusus, sehingga tidak bisa menyimpulkan dengan benar sudah pas atau belum, atau menerima saja apa adanya. Yang diperhatikan disini adalah masalah hari/tanggal, apakah pada hari itu ada kemungkinan sudah/masih terjadinya bayangan ke Utara (atau ke Selatan) tetapi belum bisa diamati dengan mata aansich. Sedang masalah jam berapanya terjadi, itu maslah matahari datang dari Timur tergantung pada kedudukan garis bujur setempat (longitude), bisa diamati pada ketika itu asal rajin.
Lalu dari mana nongolnya tanggal 20 Maret? Itu menurut daftar usno.navy.mil yang dipakai juga oleh Wikipedia (lihat/klik Equinox di atas) ketika membahas tentang equinox.
Tambahan ini cuma mau memperjelas authority data agar memperoleh info yang benar bukan mau polemik. Kalau akan jadi begitu, lupakan saja tulisan ini. Barangkali ada kerja lain yang menunggu, terima kasih.



PROMOSI. Sampai di mana anda tahu tentang internet marketing?  Klik  dan baca  berikut ini:  
Affiliate Site Blueprint Home Study Course
Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar dari Affiliate melalui Affiliate Marketing. Download PDF dan VIDEO GRATIS.

.
                                   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar